Namun- PT Chery Sales Indonesia (CSI) baru saja meluncurkan Chery C5, penerus Omoda 5 di Indonesia, dengan perubahan signifikan pada sistem transmisi. Jika sebelumnya menggunakan transmisi CVT, model terbaru ini kini mengadopsi Dual Clutch Transmission (DCT). Perubahan ini bukan tanpa alasan—melainkan hasil riset mendalam dan masukan langsung dari konsumen.
Lalu, mengapa Chery memutuskan untuk beralih dari CVT ke DCT? Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Respons terhadap Kekhawatiran Konsumen soal Daya Tahan Transmisi
Salah satu alasan utama pergantian transmisi ini adalah kepuasan dan kepercayaan konsumen. Vice President PT CSI, Zeng Shuo, mengungkapkan bahwa banyak pemilik Omoda 5 sebelumnya mengeluhkan masalah keawetan transmisi CVT.
“Mengapa kami mengganti dari CVT ke DCT? Salah satunya karena konsumen concern transmisi cepat rusak atau diganti. Mereka ingin yang lebih tahan lama tapi juga hemat bahan bakar,” kata Zeng Shuo dalam peluncuran Chery C5 di Jakarta (25/6/2025).
Transmisi CVT memang dikenal lebih halus dalam perpindahan gigi, tetapi beberapa pengguna mengeluhkan keausan lebih cepat, terutama pada kondisi berkendara dinamis seperti di jalanan perkotaan Indonesia yang padat. Sementara itu, DCT menawarkan durability (ketahanan) yang lebih baik karena desainnya yang mirip dengan transmisi manual, tetapi dengan perpindahan gigi otomatis yang lebih cepat.
2. DCT Lebih Efisien dan Responsif
Selain daya tahan, efisiensi bahan bakar juga menjadi pertimbangan utama. Meskipun CVT dikenal irit, teknologi DCT generasi terbaru dari Chery diklaim mampu memberikan akselerasi lebih responsif sekaligus penghematan bahan bakar yang kompetitif.
DCT bekerja dengan dua kopling terpisah—satu untuk gigi ganjil dan satu lagi untuk gigi genap. Hal ini memungkinkan perpindahan gigi terjadi hampir tanpa jeda, sehingga tenaga mesin tidak terbuang percuma. Hasilnya, konsumsi bahan bakar bisa lebih optimal, terutama di kondisi stop-and-go lalu lintas Jakarta.

Baca Juga: Harvey Elliott Jadi Bintang, Inggris U21 Kalahkan Belanda U21 2-1 dan Lolos ke Final Euro U21 2025
3. Keputusan Berbasis Data, Bukan Sekedar Tren
Zeng Shuo menegaskan bahwa keputusan ini tidak dibuat asal-asalan, melainkan berdasarkan analisis data dari tim R&D dan riset pasar.
“Tim R&D dan produk kita mengumpulkan data dari konsumen atau pengguna. Kemudian kita cek juga dari sisi supply chain kesempatannya seperti apa. Setelah menimbang biaya dan segala macam, kita putuskan memakai DCT,” jelasnya.
Artinya, Chery tidak hanya mengikuti tren pasar, tetapi benar-benar memastikan bahwa DCT adalah solusi terbaik untuk meningkatkan pengalaman berkendara sekaligus memenuhi ekspektasi konsumen Indonesia.
4. Skala Produksi Global Membuat Biaya Lebih Efisien
Alasan lain yang mendukung pergantian transmisi ini adalah skala produksi yang semakin besar. Omoda 5, sebagai basis dari Chery C5, telah mencapai volume penjualan tinggi di berbagai negara. Dengan produksi massal, biaya pengembangan dan implementasi DCT bisa lebih ditekan.
“Karena volumenya sudah besar, kita bisa melakukan pembaruan di sektor tertentu. Ini tidak hanya berlaku di Indonesia, tapi juga diterapkan di negara lain supaya biayanya lebih efisien,” tambah Zeng Shuo.
Efisiensi produksi ini juga yang membuat Chery bisa menawarkan C5 dengan harga lebih terjangkau dibanding pendahulunya.
5. Harga Lebih Terjangkau Meski Fitur Lebih Canggih
Meski menggunakan transmisi DCT yang umumnya lebih mahal daripada CVT, Chery C5 justru ditawarkan dengan harga lebih murah dibanding Omoda 5 sebelumnya.
-
Chery C5 Z: Rp 319,9 juta
-
Chery C5 RZ: Rp 349,9 juta
Padahal, selain transmisi DCT, C5 juga mendapat penyempurnaan di sektor fitur keselamatan, teknologi infotainment, dan desain.
“Jadi, mobil bisa lebih murah padahal banyak dilakukan pembaruan, alasan utamanya karena telah terjadi proses produksi yang lebih efektif dan efisien. Kita sudah hitung semua,” tegas Zeng Shuo.